21.7 C
New York
Saturday, May 27, 2023

Buy now

spot_img

Implementasi Kawruh Beja demi Terwujudnya Persatuan dan Keharmonisan

Sumber: Dokumen Pribadi

Oleh: Muhammad Fachrul Hudallah (Founder Literasi Jalanan Kudus)

Manusia sejak dilahirkan dari kandungan ibunya memiliki alat pengetahuan berupa indera. Indera difungsikan sebagai perekam perjalananya di setiap langkah dan kejadian yang menghampirinya. Pengalaman itu bukan hanya kebahagiaan semata, tetapi juga terdapat kesedihan di dalamnya. Hal tersebut dilakukan secara terus menerus dan diasahnya untuk terus berkembang demi pertumbuhannya yang gemilang.

Tidak ada manusia yang menginginkan kesedihan, semuanya sangat menginginkan kebahagiaan. Tetapi, manusia jarang yang faham bahwa kebahagiaan dan kesedihan hanya memiliki konsep temporer. Dapat dilihat apabila seseorang bekerja dan mendapatkan uang, dia akan senang. Tetapi dia juga akan susah ketika mengeluarkan uangnya untuk sesuatu hal. Nah setelah sedih, dia akan senang kembali ketika barang yang di belinya bermanfaat untuk hidupnya.

Kebahagiaan dan kesedihan hanya sebentar, tidak ada yang permanen. Tetapi, manusia mengharapkan kebahagiaan selamanya dan hal tersebut adalah mustahil terjadi. Manusia memiliki banyak kesamaan dengan hewan, yang membedakan adalah manusia memiliki akal dan hewan tidak. Sifat manusia yang sama dengan hewan adalah pada saat manusia memiliki uang dan di ambil oleh orang lain, maka dia akan mengamuk. Hewan juga berlaku demikian, jika memiliki makanan dan kemudian di rebut oleh manusia, dia akan mengejar dan menggigit.

Manusia memiliki sifat keakuan sehingga dapat dinamakan kromodongso. Dia akan mengamuk jika yang dimilikinya diambil oleh orang lain. Terdapat 11 kelompok jika diambil manusia akan mengamuk, diantaranya adalah harta benda, kehormatan, kekuasaan, keluarga, golongan, kebangsaan, jenis, kepandaian, kebatinan, ilmu pengetahuan, dan rasa hidup. Menurut rekamannya sejak kecil, kesebelas hal itu sangat berharga dan tidak akan dibiarkan salah seorang mengambilnya.

Manusia ketika senang, akan muncul hasrat untuk selalu lebih. Contohnya adalah ketika terdapat orang berdagang mendapatkan uang 500 ribu, pasti keesokan harinya akan menginginkan lebih dari itu. Tetapi jika dia tidak mendapatkan lebih dari itu, yang terjadi adalah mungkret terhadap keinginannya tersebut, sehingga akan muncul dibenaknya bahwa setidaknya mendapat penghasilan pada hari itu.

Sikap manusia yang menginginkan lebih juga berimbas pada orang lain. Jika orang lain mendapatkan kenikmatan yang lebih tinggi darinya, yang muncul adalah perasaan iri hati. Ketika perasaan iri hati dipelihara, akan membuat seseorang menggebu-gebu melakukan segala cara agar lebih dari orang lain. Animo berlebihan yang di timbulkan manusia akan mengakar jika tidak ada yang mengontrol.

Jika mau mengalah demi kepentingan orang lain, mungkin hidup akan terasa lebih nikmat. Tetapi faktanya, sangat jarang melihat orang yang mau mengalah demi kepentingan orang lain karena masih menjunjung tinggi egonya. Oleh sebab itu, manusia membutuhkan kawruh beja (ilmu kebahagiaan) dengan cara mengerti rasa orang lain.

Ilmu kebahagiaan adalah ketika orang mampu menaklukkan egonya demi membahagiakan orang lain. Jika dia bertindak, dia akan merasakan apa yang akan dilakukan oleh orang lain terhadapnya. Jika dapat mengimplementasikan kawruh beja, hidup akan di hiasi oleh angin persatuan dan keharmonisan.

Manusia jika secara terus menerus memelihara ego, yang terjadi adalah cekcok semata dengan orang lain. Maka dari itu, menjadi makhluk sosial sangat memerlukan mengalah demi orang lain. Semua hal sebenarnya bisa dikendalikan jika rekamannya baik, tetapi jika tidak yang akan terjadi adalah kericuhan. Misalnya ketika terdapat orang ingin marah kepada orang lain karena mencuri uangnya, dia akan meredam amarahnya dan berbicara baik-baik. Hal tersebut akan menimbulkan keharmonisan di hati masing-masing.

Jikalau manusia tahu, yang dibutuhkannya dalam hidup adalah sandang, pangan, lan papan (pakaian, makanan, dan tempat tinggal). Sebetulnya di luar hal itu adalah keinginan yang muncul dalam diri manusia yang harus di turuti agar menyenangkan nafsunya. Jika keinginan terlalu di turuti, yang terjadi adalah lebih banyak yang diinginkanya.

Penulis ingat yang dikatakan oleh Jalaludin Rumi bahwa musik yang diharamkan adalah ketika ada dentingan sendok dan garpu dipukul bersamaan untuk menyambut makanan sedangkan tetangganya kelaparan. Jika hal itu terjadi, maka keegoisan manusia masih bersemayam di dalam dirinya karena masih belum faham perihal rasa orang lain yang menahan laparnya.

Mengerti perasaan orang lain akan mengakibatkan suatu kenikmatan karena dia dapat meembahagiakan orang lain. Rasa bahagia pasti muncul ketika dia benar-benar tulus untuk mengulurkan tangan demi kebahagiaan bersama. Dari mulai sejak kecil harus ditanamkan konsep kebahagiaan yang sempurna agar dapat terlatih dan dapat di amalkan kepada anak dan cucu.

Jika sudah mengesampingkan ego dan mendahulukan orang lain, yang terjadi adalah persatuan. Jika ada persatuan, yang terjadi adalah kemajuan. Indonesia tanpa adanya persatuan tidak akan merdeka karena dari dulu pahlawan kemerdekaan mengorbankan hidupnya demi Negara. Muhasabah diri sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari agar selalu dalam sikap baik dan benar. Jika orang lain tersakiti, maka yang didapatkan hanya dosa. Sehingga harus mulai belajar untuk kembali ke fitrah, yaitu cenderung kepada kehanifan (kebenaran).

*Seluruh Opini Merupakan Tanggung Jawab Penulis

Previous articleHow English Changed Our Life
Next articleSrrrupuuuttttt

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

0FansLike
3,785FollowersFollow
0SubscribersSubscribe
- Advertisement -spot_img

Latest Articles