Sumber : Dokumen Pribadi
Oleh: Ulfaturrohmah (Penulis Buku Mimpi Anak Kampung)
Manusia diciptakan oleh Allah berbagai suku-suku, ras, dan budaya. Begitu pula kepercayaan seorang perempuan yang mengandalkan dirinya sendiri. Yang ada dalam jiwa diri seseorang hampir 90 persen yang ia kenakan dan keindahan dari fisiknya. Ini terbukti dengan melihat jiwa peristiwa yang terjadi dalam masyarakat secara umum. Misalnya saja ketika perempuan diundang di suatu kegiatan sosial, maka mereka akan menomorsatukan penampilan dari pada hal yang lain, dan merasa pesimis ketika mereka disandingkan dengan seorang perempuan yang menampilkan lebih baik dan cantik daripada dirinya.
Bagi seorang perempuan, penampilan sangatlah penting, hal tersebut akan menunjang beberapa besar kepercayaan diri mereka untuk tampil di depan publik dan menjadi pusat perhatian banyak orang. Kita juga dapat membuktikan hal ini melalui sebuah simbol gender untuk menyatakan seorang perempuan dalam sejarah.
Sebagian orang menjabarkan bahwa simbol lingkaran dengan tanda silang dibawah merupakan gambaran dari sebuah cerminan. Mendengar kata cermin, tentu tidak lepas dari penampilan untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka, terlebih saat tampil di depan publik.
Kita ketahui, berdasarkan fenomena yang terjadi di lingkungan sosial, masyarakat menyebutkan kata “Cantik” hanya untuk mereka yang memiliki tubuh ramping, molek dan mampu mendatangkan sebagian banyak orang terutama kaum laki-laki.
Tidak ada istilah cantik yang dimiliki oleh perempuan yang memiliki tubuh gempal di dunia ini. Namun, di muka bumi ini sebagian cantik seolah tetap dimiliki oleh perempuan yang bertubuh ramping.
Apa sebutan mereka yang bertubuh gempal? Tentu mereka mendapatkan sebuah jawaban berupa lawan kata dari cantik, yaitu jelek. Masyarakat cenderung memberikan stigma terhadap orang gempal, karena mayoritas dari masyarakat telah menanamkan pemikiran bahwa kehidupan orang gempal cenderung tidak sehat, seperti halnya mereka terlalu banyak mengonsumsi makanan dan lebih banyak menghabiskan waktu luang pemikiran mengonsumsi makanan dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai sehingga jarang melakukan olahraga.
Pada akhirnya, fenomena tersebut pun akan mengurangi rasa kepercayaan diri dalam diri perempuan bertubuh gempal, seolah menjadi sebuah tekanan bagi mereka untuk dapat bebas menunjukkan dirinya di hadapan seorang laki-laki.
Melihat dari fenomena tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya seorang perempuan selalu ingin terlihat baik saat tampil lebih cantik, maka mereka akan berusaha untuk lebih mempercantik diri mereka seperti halnya dengan make-up atau pakaian yang indah.
Lantas, apakah definisi kecantikan bagi perempuan bisa berubah? Jawabannya adalah bisa saja. Jika definisi kecantikan yang baru telah berubah secara umum di dalam masyarakat. Mungkin saja, definisi cantik yang semula diberikan untuk perempuan bertubuh ramping dan memiliki paras indah berpindah kepada perempuan yang bertubuh gempal dan berparas biasa saja.
Namun, mau secantik apapun seseorang perempuan menurut definisi kecantikan saat ini, tentu saja perempuan berkualitas adalah ia yang memiliki hati yang cantik, bukan fisiknya saja yang cantik. Sayangnya mayoritas dari masyarakat telah lebih dulu melihat atau menilai apa yang pertama kali dia lihat. Karena sejatinya bukankan fisik dapat langsung terlihat jika dibandingkan dengan hati?
Wallahu alam bi al-shawaab.
*Tulisan di Kolom Opini Merupakan Tanggung Jawab Penulis